Departemen Kesehatan Hong Kong mengatakan, hasil otopsi menunjukkan bahwa pekerja rumah tangga Filipina Jergrace T. Anacleto yang meninggal pada hari Minggu (9/5/2021) dikarenakan pecahnya aneurisma aorta atau serangan jantung dan bukan karena vaksinasi.
Dalam istilah awam, diseksi aorta terjadi ketika lapisan dalam aorta, pembuluh darah besar jantung, robek, menyebabkan darah melonjak dan aorta terpisah. Ini adalah kondisi jantung yang serius dan penyebab utama serangan jantung.
Kematian mendadak Anacleto, yang terjadi 18 hari setelah dia mendapat satu dosis vaksin BioNTech, menyebabkan ketakutan yang meluas di kalangan orang Filipina di Hong Kong.
Dilansir dari The Sun, kematian Anacleto tidak memenuhi kriteria untuk pelaporan sebagai KIPI (Kejadian Buruk Setelah Imunisasi) dan tidak ada bukti klinis yang diberikan untuk mendukung peristiwa tersebut disebabkan oleh vaksin.
Menurut informasi, dia telah menerima satu dosis vaksin Comirnaty (BioNTech) 18 hari (21 April) sebelum kematiannya. Tidak ada catatan dia mengeluh tidak enak badan selama observasi di pusat vaksinasi.
Meski demikian, kasus tersebut dilaporkan dan akan diteruskan ke tim ahli di Universitas Hong Kong untuk analisis lebih lanjut.
Laporan polisi mengatakan, Anacleto berusia 44 tahun, pingsan di rumah majikannya di Jalan Tai Mong Tsai No 8 di Saikung sekitar tengah hari pada hari Minggu lalu dibawa ke Rumah Sakit Tseung Kwan O dalam keadaan koma. Dia dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Salah satu teman dekatnya mengatakan, Anacleto berasal dari Guimaras Province. Dia single parent dengan seorang putra berusia 21 tahun.
Source : The Sun Hong Kong
No comments
Post a Comment