Fasikha Memes Ranggani, mantan pekerja migran Indonesia (PMI) alumni negeri Beton ini telah berhasil mengubah nasibnya. Ia tidak lagi menjadi PMI, karena sudah sukses dengan usaha mandirinya. Kini, dia memiliki toko sembako dengan omzet yang lumayan.
"Usaha toko kami dimulai sejak Agustus 2016. Yaitu selang 2 bulan setelah pulang dari Hongkong dan memutuskan untuk buka usaha di rumah. Alhamdulillah, sewaktu di Hongkong saya sisihkan gaji untuk berinvestasi di reksadana. Setelah 1 bulan di rumah, reksadana tersebut saya cairkan untuk dijadikan modal usaha sembako di rumah.
Kami memanfaatkan garasi yang letaknya bersebelahan dengan ruang tamu," kata Fasikha kepada Hong Kong Fairies melalui pesan Whatsaap.
Toko sembako miliknya tidak hanya menjual bahan sembako, di tokonya juga menjual aneka jajan dan minuman serta pulsa Hp, token listrik, kuota internet, melayani bayar BPJS dan aneka voucher game (Top Up Game).
Selain itu, dia juga memiliki usaha sampingan yang saat ini dijalani, yaitu usaha jasa katering.
"Untuk katering masih belum berjalan maksimal, paling kalo ada pesenan saja. Dan usaha sampingan lainnya yaitu minuman teh tarik jelly yang kami produksi sendiri di rumah dengang bahan-bahan berkualitas dan tanpa bahan pengawet, jadi insya Allah aman untuk dikonsumsi anak-anak," ujarnya menambahkan.
Fasikha dan suaminya yang pernah merantau ke Jakarta, melihat peluang usaha toko sembako sangat menjanjikan karena ada sedikit pengalaman dibidang itu.
"Suami saya, sebelum menikah pernah jualan rokok dan beragam kebutuhan mandi yang lokasinya di pinggir jalan area kota Jakarta. Dengan sistem bagi hasil kepada pemilik lapak. Maka dengan niat Bismillahirrahmanirrahiim dan atas izin Alloh SWT, dengan mantap kami memulai usaha sembako," Fasikha menambahkan.
Dengan motivasi ingin menjadi bos di kampung sendiri dan pengalaman merantau dari lulus sekolah, Fasikha ingin merasakan bagaimana memiliki usaha dan bebas bekerja tanpa terikat dengan majikan.
Layaknya sebuah usaha, kendala dan hambatan pasti ada. Fasikha mengatakan, kendala yang sering dihadapi yaitu kurang teliti terhadap barang dagangan sehingga terkadang ada barang yg kadaluarsa sehingga mau tidak mau harus membuangnya.
Disamping itu, terkadang mereka tidak teliti terhadap para pembeli yang membayar dengan uang rusak sehingga ketika digunakan untuk uang kembalian, banyak pembeli lain yang tidak mau.
"Biasanya uang-uang rusak tersebut saya kumpulkan lalu ditukarkan kepada tukang emas keliling yang bersedia menerima uang rusak, namun dengan nilai setengahnya. Misal ada 50 ribu rupiah jadi 25 ribu rupiah. Namun, bagi kami itu tidak apa-apa. Yang penting, uang yang ditukar tadi bisa buat kembalian lagi.
Karena ketika kami menukar uang rusak tersebut ke bank, hanya bank-bank tertentu yg mau menerimanya. Bank yg terdekat dari rumah kami kebetulan tidak mau menerima, adanya bank yang jauh di luar kabupaten tempat tinggal kami. Kalau ke sana, membutuhkan waktu antara 2 sampai 3 jam.
Adapun kendala klasik yg tidak bisa dihindari dari pedagang, yaitu hutang para pembeli. Kalo hutangnya dibayar kita sangat bersyukur, tapi kalo tidak dibayar paling kami hanya bersabar dan belajar mengikhlaskan," paparnya panjang lebar.
Untuk proses pemasaran usahanya, selain menawarkan langsung ke pembeli yang datang, terkadang juga memanfaatkan media sosial, khususnya Facebook. Untuk saat ini, pemesanan atau orderan lewat Facebook baru dilayani jika jaraknya bisa dijangkau. Hal ini dikarenakan belum adanya tenaga kurir.
Mengenai prospek usahanya, toko sembako ini bisa untuk jangka panjang, karena produk yang dijual adalah kebutulan sehari-hari.
Hal terpenting harus punya modal berkelanjutan dan dapat mengatur keuangan dengan baik, maka usaha jenis ini dapat bertahan.
Di akhir perbincangan, Fasikha berpesan kepada rekan-rekannya sesama pekerja migran agar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja dan mencari ilmu juga keterampilan sebagai bekal kembali ke kampung halaman. Dia juga memberikan beberapa tips agar bisa sukses sepulang dari merantau.
Yang pertama, simpan dalam hati dan selalu diingat setiap saat bahwa niat bekerja ke luar negeri adalah untuk memperbaiki perekonomian keluarga dan mencari modal demi masa depan di kampung halaman.
Tips kedua, setelah bekerja dan mendapatkan gaji, uangnya untuk apa? Setiap orang pastinya punya impian. Maka wujudkanlah impian tersebut. Misal ada yang ingin punya rumah, membeli sawah. Dan, jika berangkat kerja ke luar negeri ingin melunasi hutang, segeralah lunasi hutang tersebut.
Dan yang ketiga, berinvestasi. Hasil investasi ini dapat digunakan nanti ketika kita memutuskan untuk pulang ke Indonesia, sebagai modal usaha. Sambil mewujudkan mimpi dari hasil kerja kita, sisihkan sedikit untuk investasi. Investasi bisa berupa apa saja.
Jika tidak ingin ribet, maka investasi yg mudah yaitu dengan membeli emas. Baik emas perhiasan atau emas batangan. Dan yang terakhir, harus disiplin. Ini sangat penting sekali. Disiplin dalam mewujudkan impian, berinvestasi dan didiplin dalam bekerja khususnya.